Luk 8:1. Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia.
Luk 19:1. Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.
Kita semua tahu bagaimana kehidupan orang-orang di jaman Alkitab. Tidak ada mobil, bis, pesawat, sepeda motor dan kendaraan lain yang memiliki mesin otomatis. Ini membuat mereka memiliki aktivitas gerak yang cukup tinggi tiap harinya. Dan kalau kita baca bahwa para nabi, rasul, murid-murid dan Yesus sendiri dalam pelayanannya selalu berjalan kaki. Apakah berjalan kaki ini juga bisa menyehatkan mereka? Adakah penjelasan & bukti ilmiahnya?
Mencegah Demensia/ Pikun
Dalam kelompok 749 orang lansia dengan batasan umur di atas 65 tahun atau lebih, para peneliti Italia menemukan bahwa para lansia yang melakukan kegiatan fisik kategori ringan, yaitu jalan kaki secara teratur atau melakukan senam ringan, kemungkinan untuk mengalami demensia dalam waktu empat tahun ke depan menjadi kecil.
Bila dibandingkan antara kelompok yang tidak melakukan olahraga ringan secara teratur dengan mereka yang aktif menjalankan program latihan fisik ringan, maka kelompok kedua (kelompok aktif) hanya memiliki risiko 25% untuk mengalami demensia.
Demensia vaskular terjadi karena aliran darah mengalami penyumbatan sehingga mempersempit pembuluh darah yang membawa aliran darah serta oksigen ke otak. Kondisi ini dapat menimbulkan penyumbatan sebagian ataupun penyumbatan hingga total, yaitu stroke.
Dari sejumlah penelitian dan pengamatan menyebutkan bahwa kegiatan yang juga memberikan manfaat bagi kesehatan jantung adalah pola makan yang sehat dan seimbang. Jika dilakukan secara teratur, kedua kebiasaan ini juga berdampak positif bagi proses penuaan pada bagian otak.
Walaupun kebiasaan olahraga ringan tidak memberikan dampak apapun terhadap risiko penyakit Alzheimer, namun temuan itu tidak berarti olahraga tidak memiliki efek sama sekali terhadap risiko Alzheimer, kata Dr Giovanni Ravaglia dari Universitas Rumah Sakit S Orsola-Malpighi di Bologna, Italia.
Penelitian itu menyertakan para lansia yang terlihat tidak mengalami penurunan kemampuan mental pada akhir penelitian.
Para pasien yang ikut serta dalam penelitian diwawancarai dan diamati kegiatan olahraganya, sejarah kesehatannya dan apakah mereka memperlihatkan adanya gejala depresi, yang merupakan salah satu faktor kesehatan yang peting untuk diperhatikan.
Setelah empat tahun berlalu, 86 peserta ditemukan mengalami demensia.
Tim peneliti yang dipimpin Ravaglia menemukan lansia yang aktif melakukan olahraga jalan kaki secara teratur, sedikitnya mengalami penurunan risiko terkena demensia sebesar 73%.
Kelompok yang melakukan kegiatan olahraga bersepeda atau berkebun dan melakukan tugas pekerjaan rumah tangga, misalnya membersihkan rumah, memiliki penurunan resiko terkena demensia sebesar 76%.
Referensi:
Berjalan ke Sekolah Membuat Anak Lebih Cerdas
Sudah diketahui secara umum, anak-anak yang berjalan kaki atau naik sepeda saat pergi ke sekolah akan mengurangi risiko obesitas. Sebuah penelitian juga menyebutkan, berjalan membuat mereka lebih cerdas.
Seperti dilansir Daily Mail, peneliti dari Denmark yang mengatakan, anak-anak yang diantar dengan mobil oleh orangtua mereka atau memakai transportasi umum mengalami kesulitan berkonsentrasi saat belajar di sekolah.
Penelitian ini melibatkan hampir 20.000 anak sekolahan usia 5-19 tahun.
Hasil penelitian ini dianggap mengejutkan. Karena, tujuan awal dari penelitian sebenarnya untuk mengetahui dampak dari kebiasaan sarapan dan makan siang pada anak-anak sekolah dengan kemampuan mereka untuk berkonsentrasi.
“Memang sarapan dan makan siang mempengaruhi konsentrasi belajar anak-anak. Tetapi dampaknya tidak sebanding dengan efek dari olahraga, atau Anda bisa mengatakan anak-anak yang memilih untuk berjalan kaki atau naik sepeda ke sekolah,” kata Niels Egelund, penulis utama penelitian ini.
Menurut para peneliti, berjalan kaki atau naik sepeda ke sekolah akan membuat anak-anak lebih mudah berkonsentrasi. Pelajaran akan dipahami dengan baik oleh mereka.
“Banyak orang tahu kalau olahraga membuat tubuh lebih segar. Namun, ternyata olahraga dalam jangka panjang juga memberikan dampak dan mendukung kegiatan lainnya. Jadi, penting bagi orangtua untuk membiarkan anak-anak mereka pergi ke sekolah dengan berjalan kaki atau naik sepeda,” kata Egelund.
Sebelumnya, sebuah penelitian dari University of Montreal menyebutkan, olahraga membantu otak mengatur penggunaan oksigen yang lebih baik. Olahraga ini juga mampu mengurangi risiko stres dan mempertajam pikiran.
Referensi:
Jalan Cepat Lebih Efektif untuk Melawan Obesitas Ketimbang Gym
Jalan cepat dinilai lebih efektif dalam menjaga berat badan ketimbang pergi ke gym atau mengerjakan pekerjaan rumah yang berat. Begitulah hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari London School of Economics.
Wanita di segala usia dan pria berusia 50 tahun ke atas yang secara teratur melakukan jalan cepat lebih dari 30 menit berhasil menurunkan berat badan lebih banyak ketimbang mereka yang melakukan aktivitas lebih berat, seperti jogging atau bersepeda.
Bila jalan cepat dijadikan sebuah cara dalam menurunkan berat badan, mereka yang rutin melakukannya hampir setiap hari kemungkinan besar memiliki indeks BMI yang lebih rendah serta ukuran pinggang yang lebih kecil ketimbang melakukan jenis olahraga lain.
Untuk mendapatkan kesimpulan itu, Dr Grace Lordan, yang merupakan pemimpin penelitian, telah membandingkan orang-orang yang secara rutin berjalan cepat selama satu setengah jam dengan mereka yang melakukan pekerjaan rumah berat, olahraga di gym, ataupun olahraga rugbi dengan waktu yang sama.
Setelah itu, Lordan dan tim mengamati lingkar pinggang dan BMI para responden. Hasilnya, baik pria maupun wanita yang teratur berjalan cepat berhasil menurunkan lingkar pinggang lebih banyak dan BMI yang lebih rendah.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Risk Analysis tersebut juga menjadi kampanye bahwa jalan sehat bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi obesitas di masyarakat. Di Inggris saja, ada 32 juta orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan. Bahkan sekitar 12,5 juta di antaranya telah mengalami obesitas.
“Berjalan cepat menjadi pilihan yang mudah dan murah. Tak ada biaya yang perlu dikeluarkan, padahal manfaatnya sangat besar. Sehingga pemikiran bahwa ‘setiap langkah begitu penting’ bisa menjadi awal yang baik untuk menghindari risiko obesitas dan meningkatkan kesehatan hidup,” lanjut Lordan.
Referensi:
Manfaat Luar Biasa Lainnya dari Jalan Kaki
Jangan remehkan olahraga jalan kaki ini ya. Ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan darinya seperti penjelasan dan bukti ilmiah di atas. Sebenarnya masih banyak lagi penjelasan dan bukti ilmiah manfaat jalan kaki untuk kesehatan, baik itu jalan kaki kecepatan biasa ataupun jalan kaki cepat.
Memang orang-orang jaman dulu (jaman Alkitab ditulis) tidaklah menganggap jalan kaki itu sebagai olahraga. Jalan kaki adalah keharusan dan gaya hidup mereka. Itu hal normal dan kebiasaan mereka di jaman itu, tapi sains telah membuktikan bahwa kebiasaan inilah yang juga menyehatkan mereka.
Jadi, menjaga agar tubuh selalu dalam kondisi sehat dan bugar sebenarnya mudah dilakukan. Kita tak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk tetap sehat. Cara sederhana dan paling mudah adalah dengan teratur berjalan kaki.
Dengan berjalan kaki selama 30-45 menit setiap hari, ternyata anda bisa mengubah hidup menjadi lebih sehat dan bermakna. Berikut ini adalah beberapa manfaat jalan kaki lainnya:
1. Meningkatkan semangat
Berjalan ternyata dapat meningkatkan semangat, suasana hati, menghilangkan stres. Sebuah studi yang dimuat dalam Annals of Behavioral Medicine menunjukkan, siswa yang berjalan secara teratur memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan mereka yang terlalu sering duduk, berolahraga sedikit atau tidak sama sekali. Berjalan juga dapat membantu Anda mendapatkan oksigen lebih selain juga dapat memfasilitasi pelepasan endorfin dan mendapatkan hormon baik.
2. Mengurangi risiko sakit jantung dan stroke
Berjalan selama 30 sampai 45 menit setiap hari membantu meningkatkan sirkulasi darah. Hal ini juga membantu dalam meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam darah dan menurunkan kolesterol jahat (LDL), sehingga melakukan fungsi pelindung secara keseluruhan.
3. Mencegah disfungsi seksual
Berjalan cepat selama setidaknya dua mil (3.2 km) setiap hari bisa mengurangi impotensi pada pria. Hal tersebut berdasarkan sebuah penelitian yang dimuat Journal of American Medical Association dan efeknya lebih terlihat pada pria berusia tengah baya dan pada pria penderita diabetes.
4. Banyak Berjalan, Diabetes Menjauh
Berjalan kaki merupakan jenis olahraga aerobik yang diketahui baik untuk kebugaran dan kesehatan jantung. Olahraga murah meriah ini sebenarnya juga bisa dilakukan untuk Anda yang ingin menjauh dari penyakit diabetes melitus.
Sebuah penelitian untuk memetakan angka kejadian diabetes di Australia tahun 2000-2005 menemukan, makin banyak langkah kaki Anda berjalan, makin rendah risiko diabetes yang dihadapi. Penelitian itu dilakukan terhadap 592 orang berusia pertengahan hingga usia lanjut.
Di awal studi seluruh responden melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengisi rincian gaya hidup yang dilakoni, mulai dari kebiasaan olahraga hingga pola makan. Partisipan studi ini kemudian diberi pedometer, alat untuk mengukur langkah kaki yang telah dilakukan dalam satu hari.
Penelitian yang berlangsung selama lima tahun ini menemukan mereka yang langkah kakinya paling banyak memiliki indeks massa tubuh lebih rendah, rasio pinggang dan paha lebh rendah serta sensitivitas insulin yang lebih baik. Bahkan jika faktor pola makan, kebiasaan merokok dan asupan alkohol juga disertakan.
Mereka yang memiliki gaya hidup kurang aktif dan mulai mengubah kebiasaannya hingga mencapai 10.000 langkah dalam sehari mengalami perbaikan sensitivitas insulin dibanding dengan mereka yang berjalan 3000 langkah dalam sehari, lima kali dalam seminggu.
Sensitivitas insulin adalah kemampuan dari hormon insulin menurunkan kadar glukosa darah dengan menekan produksi glukosa hepatik dan menstimulasi pemanfaatan glukosa di dalam otot skelet dan jaringan adiposa. Jika sensitivitas insulin menurun akan terjadi resistensi insulin yang menyebabkan diabetes.
5. Jauhi Kanker Payudara dengan Jalan Kaki
Untuk mengurangi risiko kanker payudara, kita tak perlu sampai berolahraga ekstrem. Bahkan dengan melangkahkan kaki saja kita sudah bisa menjaga kesehatan payudara secara signifikan. Tidak ada kata terlambat untuk bisa merasakan manfaatnya.
Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, para ilmuwan menemukan bahwa perempuan yang rutin melakukan olahraga jalan cepat di akhir usia 30 dan 40 tahun memiliki risiko terkena kanker payudara lebih rendah dibanding rekan mereka yang malas bergerak.
Penelitian ini melibatkan 74.000 perempuan menopause berusia 50-79 tahun. Mereka adalah responden dalam studi Women's Health Initiative tahun 2002. Hasil studi tersebut antara lain menyimpulkan manfaat terapi sulih hormon untuk mengurangi risiko kanker payudara.
Hasil penelitian mengenai manfaat jalan kaki ini menguatkan berbagai studi yang menyebutkan olahraga secara teratur efektif mengurangi risiko kanker payudara. Selain itu, ternyata tidak ada kata terlambat untuk memulainya.
Responden yang hanya berolahraga jalan cepat 1,5-2 jam setiap minggu dan dimulai saat mereka berusia 35 dan 50 tahun juga mendapatkan manfaat penurunan risiko kanker hingga 18 persen. Namun, tentu saja manfaatnya akan lebih bermakna bila olahraganya dimulai sedini mungkin.
Selain berjalan kaki, jenis olahraga lain yang bersifat fun seperti berenang dan bersepeda, jika dilakukan secara teratur, maka akan mengurangi risiko terkena kanker lebih besar lagi. Tak ketinggalan, ada bonus jantung lebih sehat sekaligus menjaga agar berat badan tetap ideal.
6. Awet Muda Berkat Jalan Kaki
Ingin terlihat lebih muda dari usia sebenarnya secara murah dan sehat? Jalan kaki saja. Hal ini terjadi karena dengan berjalan kaki, sel-sel tubuh kita akan mendapat cukup oksigen dan produksi kolagen lebih aktif. Hal ini menguntungkan untuk kulit karena kelembabannya selalu terjaga.
Demikian kesimpulan riset yang dilakukan Kerrie L Moreau, PhD, peneliti dari University of Colorado. "Olahraga, misalnya jalan kaki atau joging, dapat memperlancar sirkulasi oksigen dan peredaran darah. Dengan darah yang lancar, nutrisi ke seluruh jaringan kulit tidak terhambat. Kelancaran oksigen dan nutrisi adalah dua syarat yang penting dalam proses produksi kolagen," kata Moreau.
Di dalam penelitian itu, terbukti bahwa pembuluh darah wanita usia 60 tahun ternyata bisa sama sehatnya dengan wanita usia 28 tahun asal sejak muda kita rutin berjalan kaki selama 40 menit setiap hari.
Catatan khusus dari Moreau, para relawan yang terlibat penelitian adalah wanita pascamenopouse yang sedang menjalani terapi hormon. Untuk wanita yang tidak sedang dalam terapi, kebiasaan berjalan kaki terbukti dapat membuat pembuluh darah 35 persen lebih elastis ketimbang wanita yang dari mudanya tidak pernah berolahraga.
Referensi:
http://www.smallcrab.com/kesehatan/945-berbagai-manfaat-jalan-kaki
http://health.kompas.com/read/2015/11/09/073500923/Jalan.Kaki.Bikin.Tubuh.Lebih.Sehat.
http://health.kompas.com/read/2015/10/31/120000023/Rajinlah.Jalan.Kaki.Manfaatnya.Bisa.Cegah.Stroke
http://health.kompas.com/read/2011/06/04/06082748/9.alasan.pentingnya.jalan.kaki