Banyak tenaga medis dan masyarakat umum di Indonesia kurang paham tentang pengertian obat atau medicine.
Seringkali obat diidentikkan dengan yang jenis sintetis dan diresepkan oleh dokter. Sedangkan selain itu tidak bisa dilabeli sebagai obat.
Obat menurut definisi farmakologi yaitu suatu bahan kimia yang diberikan pada orang dengan dosis tertentu, waktu tertentu, pada orang tertentu, dan biasanya bila digunakan dalam jumlah banyak akan menimbulkan keracunan.
Para praktisi kesehatan seharusnya tidak mengikuti definisi ini karena sama saja membatasi “Seni Pengobatan” hanya seputar obat kimia.
Namun jika kita melihat sejarah, yaitu masa-masa dimana belum ada instansi farmakologi resmi, obat didefinisikan oleh kedokteran jaman dulu sebagai segala sesuatu yang menjaga dan meningkatkan kesehatan, atau bahkan membawa kesembuhan.
Jika menggunakan definisi farmakologi di atas, ini berarti herbal, suplemen, mujizat, pola makan yang sehat, istirahat cukup, dan terapi alami lainnya bukanlah obat.
Hal ini berlawanan dengan pandangan Hippocrates – Bapak Kedokteran Masa Lampau – yang berkata bahwa makanan juga bisa menjadi obat untuk penyakit kita:
“Hendaklah makanan menjadi obat kita dan obat kita adalah makanan kita.” - Hippocrates (Bapak Kedokteran Masa Lampau)
Bahkan Alkitab juga punya ayat-ayat yang menyebutkan tentang obat seperti berikut ini...
Amsal 16:24 TB Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Amsal 17:22 TB
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Dua ayat di atas menjelaskan bahwa kata-kata pemberi semangat atau inspirasi bisa mengobati masalah kejiwaan.
1 Samuel 14:27 TB Tetapi Yonatan tidak mendengar, bahwa ayahnya telah menyuruh rakyat bersumpah. Ia mengulurkan tongkat yang ada di tangannya dan mencelupkan ujungnya ke dalam sarang madu; kemudian ia mencedoknya ke mulutnya dengan tangan, lalu matanya menjadi terang lagi.
Madu asli juga punya khasiat menyegarkan tubuh dalam sekejab dan baik untuk mata seperti yang dialami oleh Pangeran Yonatan.
Lukas 10:34 TB Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Orang Samaria dalam Perumpamaan Yesus memakai minyak dan anggur untuk mengobati luka parah akibat perampokan.
Boleh dikata, Yesus sendiri memberikan contoh pengobatan dengan minyak dan anggur.
1 Timotius 5:23 TB Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah.
Rasul Paulus bisa membuat mujizat menyembuhkan penyakit secara instan. Tapi di kasus ini, dia menyarankan Timotius muridnya untuk memakai sedikit anggur untuk mengobati gangguan pencernaannya.
Dengan adanya perbedaan pengertian antara definisi farmakologi dan definisi kedokteran jaman dulu (yang didukung Alkitab), maka muncullah istilah “obat kimia” dan “obat alami”.
Obat kimia adalah obat-obatan yang sesuai dengan definisi farmakologi, sedangkan obat alami adalah obat-obat yang sesuai dengan definisi kedokteran jaman dulu dan bersifat alami, juga Alkitabiah.
Obat Kimia
Seperti sudah dibeberkan di atas, obat kimia adalah suatu bahan kimia yang diberikan pada orang dengan dosis tertentu, waktu tertentu, pada orang tertentu, dan biasanya bila digunakan dalam jumlah banyak akan menimbulkan keracunan.
Kita tahu bahwa semua hal yang alami memiliki unsur kimia dasar. Namun ini bukan berarti bahwa herbal, dan terapi alami lainnya disebut sebagai obat kimia.
Yang membedakan adalah obat kimia merupakan hasil sintesa dari alam dan diproses sedemikian rupa sehingga sifat alami dari bahan mentah alam tersebut hilang (karena dipecah-pecah sampai menjadi unsur kimia dasar), sedangkan obat alami merupakan hasil olahan alam namun dalam pemrosesannya tidak menghilangkan sifat alami dari bahan mentah tersebut.
Sifat dari obat kimia ini lebih merusak alam dibandingkan obat alami karena jika Anda membuang obat kimia ke air dan tanah, maka ia akan mencemarinya.
Contoh: membuang antibiotik sintetis akan merusak sungai, sedangkan membuang madu (obat alami) tidak akan merusak sungai.
Obat Alami
Obat alami menurut medis holistik modern adalah segala sesuatu dari alam yang memiliki khasiat atau manfaat untuk mengobati dan bahkan menyembuhkan penyakit.
Dilihat dari definisinya, maka obat alami ada banyak jenis dan bentuk. Bahkan, hal-hal alami yang tak terlihat juga bisa menjadi obat.
Beberapa contoh obat alami yang terlihat maupun tak terlihat bentuknya:
- Tertawa – manjur untuk mengobati stress, depresi, dan penyakit psikosomatis.
- Rasa syukur dan berpikir positif – bagus untuk mengobati stress, depresi, dan penyakit psikosomatis, bahkan lebih manjur dibandingkan sekedar terapi tertawa.
- Bawang putih mentah – baik untuk hipertensi, infeksi bakteri, kandida, cacingan, dan infeksi virus.
- Minyak kelapa murni – baik untuk diabetes, kolesterol tinggi, stroke, obesitas, dan hepatitis.
- Mujizat – sifat energinya tak terlihat oleh mata biasa dan tak terjelaskan, tapi menyembuhkan berbagai penyakit secara spontan (saat itu juga).
- Jatuh cinta (cinta yang diterima) – mengobati patah semangat, keinginan bunuh diri, dan kemalasan.
- Tanah liat – manjur dalam mengobati diare, maag, morning sickness, dan kekurangan mineral.
- Mentimun – bagus untuk masalah hipertensi, sembelit, rematik, dan diabetes tipe 2.
- Bernafas pelan tapi dalam – baik untuk mengurangi stress, shock, dan kemarahan.
- Air hangat – jika digunakan sebagai kompres sangat baik untuk mengurangi demam.
- Madu asli – sangat baik untuk mempercepat penyembuhan luka jika dioleskan langsung ke luka.
Pengobatan yang Alkitabiah Bisa Jadi Obat Sejati Bagi Anda
Seperti Anda lihat di atas, banyak sekali yang saya cantumkan dalam list adalah hal-hal alami yang sepele – seperti misalnya: tertawa, rasa syukur, berpikir positif, bawang putih, tanah liat, mentimun, bernafas yang benar, dan air hangat – namun semuanya memiliki khasiat bagi masalah kesehatan tertentu, fisik maupun psikis.
Dalam pengertian yang luas, obat tidak harus selalu sesuatu yang dikonsumsi, tapi juga sesuatu yang kita lihat, rasakan, ucapkan, dengar, pikirkan, alami, yakini, dan yang kita lakukan, namun berkhasiat untuk mengobati masalah-masalah kesehatan tertentu.
Di tangan seorang Master, apapun bisa jadi obat. Jika Anda ingin menjadi seorang Master pengobatan, gunakan kecerdikan dan jangan batasi obat Anda!
Saya kutip perkataan Thomas Alva Edison tentang dokter masa depan: “Dokter masa depan tidak lagi memberi obat, namun akan menempatkan kepentingan pasiennya dalam rangka bimbingan kemanusiaan, bimbingan pengaturan pola makan, dan mengenai penyebab serta pencegahan penyakit.”
Tuhan memberkati,
Dt Awan (Andreas Hermawan)