Saya dulu menderita maag akut dan kronis di tahun 2001 dan kalau datang ke beberapa dokter konvensional, sudah pasti tidak bisa sembuh. Paling bilangnya ya musti minum obat seumur hidup dan makan ngga boleh telat.
Beberapa lama kemudian, suatu hari saya datang ke Tuhan dalam doa dan tanya, “Tuhan, apa benar Engkau merancang manusia untuk makan on-time dan kalau tidak on-time, Engkau merancang bahwa tubuh kami akan kena maag?”
Saya menanyakan hal ini karena sejak kecil kita diajarkan oleh orangtua bahwa makan harus tepat waktu. Kalau tidak tepat waktu, nanti akan sakit perut. Bukan hanya orangtua, para dokter dan ahli gizi konvensional juga mengajarkan hal yang sama.
Tapi dasar otak saya memang pola pikirnya berbeda dan antimainstream, saya menanyakan kebenaran “ajaran” ini dan untungnya saya bertanya ke Pribadi yang tepat, yaitu Tuhan. Tuhanlah yang menciptakan tubuh kita dan makhluk lainnya, jadi Dia-lah yang memegang rahasia hukum alamnya.
Beberapa saat mengajukan pertanyaan tersebut dalam doa, Tuhan langsung menjawab berupa hikmat yang jika diubah berupa kata-kata, Tuhan berkata demikian, “Coba kamu lihat burung-burung di udara dan hewan-hewan lainnya. Apakah mereka selalu makan tepat waktu? Jika tidak makan tepat waktu apakah mereka semua pasti kena maag?”
Saya pun berkata dalam hati, “Ndak Tuhan. Mereka tidak makan tepat waktu dan mereka baik-baik saja.”
Lalu saya diingatkan dengan kasus lainnya dan jika diubah berupa kata-kata, Tuhan berkata demikian, “Coba kamu lihat orang miskin, yang saking miskinnya mereka tidak bisa makan tepat waktu. Di saat ada rejeki, saat itulah mereka baru bisa makan. Nah, jika Aku menciptakan manusia harus makan tepat waktu dan jika tidak tepat waktu mereka akan kena maag, sudah pasti semua orang miskin akan menderita maag.”
Saya pun kagum dengan jawaban itu (dalam bentuk hikmat, bukan kata-kata audible). Tapi saya masih lanjut tanya lagi, “Iya benar juga ya. Terima kasih Tuhan. Tapi kenapa saya dan orang lain bisa sakit perut ketika telat makan ya?”
Tidak perlu lama menunggu, lalu Tuhan menjawab saya dengan hikmat ini, “Aku tidak mendesain tubuh manusia untuk sakit perut ketika makan. Yang Aku desain adalah rasa senap atau keroncongan yang tidak nyaman, tapi itu tidak menyakitkan. Rasa senap ini berubah menjadi rasa sakit ketika manusia memiliki perasaan khawatir/takut yang memicu produksi asam lambung berlebih. Inilah yang disebut psikosomatis dimana kondisi psikis negatif yang membuat tidak ada penyakit jadi ada penyakit serta membuat penyakit kecil jadi lebih besar atau parah.”
Dari sini saya jadi teringat dengan buku medis tentang psikosomatis yang pernah saya baca. Dan saya berkata dengan gembira sekali, “Oh, terima kasih Tuhan. Sekarang saya tahu jawabannya!”
Teman-teman, itulah dahsyatnya doa dalam kehidupan kita. Jika kita tidak pernah putus asa berdoa, dan berdoa dari hati serta penuh iman, maka kita akan mendapatkan jawaban positif dari Tuhan entah dalam bentuk apa. Dalam kasus saya ini, saya mendapatkannya berupa hikmat – pengertian.
Saya tidak diberikan mujizat spontan, yang bisa membuat maag saya hilang secara ajaib dan cepat. Bukan itu yang Tuhan berikan ke saya dan saya juga bersyukur bukan mujizat seperti itu yang diberikan.
Sebab jika itu yang diberikan, maka saya tetap jadi orang yang sama dan akan mengulangi kembali kebiasaan (pola makan, gaya hidup, pola pikir) salah saya sehingga cepat atau lambat maagnya bisa kembali lagi.
Dalam doa, saya diberikan hikmat yang para profesor, para dokter dan para ahli gizi sendiri tidak tahu karena tidak diajarkan di sekolah medis mereka!
Masih ada lagi beberapa hikmat tentang maag yang Tuhan berikan ke saya ketika berdoa.
Dalam doa, Tuhan juga mengingatkan saya dengan orang-orang yang berpuasa yang jika diubah berupa kata-kata, Tuhan berkata demikian, “Kamu ingat dengan mereka yang berpuasa termasuk ketika kamu berpuasa? Jika Aku memang menciptakan manusia harus makan tepat waktu dengan jadwal yang kaku, kamu dan semua orang lainnya yang berpuasa sudah PASTI akan kena maag karena kalian melawan kodrat kalian.”
Tidak berhenti di sana, Tuhan memberikan saya hikmat tentang jam makan, asam basa suatu makanan, hukum alam pencernaan, tentang sugesti pikiran, tentang suplemen, tentang pola makan dan strategi bagaimana menyembuhkan sakit maag ini secara total untuk selamanya.
Saya sangat bersyukur sekali dengan Tuhan dan SEGERA mempraktekkan apa yang saya dapat dari-Nya.
Kabar baiknya: 1 bulan kemudian saya bisa sembuh total dan permanen. Sampai sekarang saya makan tidak ontime dan bebas makan yang pedas-pedas.
Tuhan baik ya?! Kita aja yang sering bego ngga ngerti maksudNya.
Seperti ada tertulis...
Yohanes 14:26 (TB) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Itulah yang terjadi pada saya karena:
(1) Ada Roh Kudus di dalam saya.
(2) Saya mendekatkan diri kepada Bapa dan percaya Dia pasti mau jawab saya.
(3) Saya percaya akan bisa mendengarkan jawaban Tuhan... terserah Tuhan dalam bentuk apapun.
(4) Ketika masih di dalam doa, selesai ajukan pertanyaan, saya stop berkata-kata dan membiarkan diri diam merenung... siapa tahu Tuhan bersedia memberikan jawaban lewat hikmat, ide-ide pikiran, dan sebagainya.
Tuhan memberkati,
Dt Awan (Andreas Hermawan)